Senin, 29 Oktober 2012

7 Alasan Mengapa Twitter Lebih Menyenangkan Daripada Facebook dan Blog


7 Alasan Mengapa Twitter Lebih Menyenangkan Daripada Facebook dan Blog

Setelah sekian lama saya menggunakan media blog untuk menulis. Menggunakan social media seperti Facebook dan microblogging Twitter untuk berekspresi lewat status, akhirnya saya mulai menemukan mengapa main di microblogging seperti Twitter ternyata lebih menyenangkan ketimbang menggunakan Facebook dan blog.

Anda ingin tahu alasan-alasan saya? Berikut alasan-alasannya. Selamat menyimak:
  1. Menulis di Twitter (update status) nyaris tanpa mikir lama. Ini berbeda sekali dengan nulis di blog yang butuh memeras otak tidak sebentar untuk mencari ide, merumuskannya menjadi bentuk artikel, dan terakhir menuliskannya menjadi sebuah postingan di blog. Kelebihan ini bisa disejajarkan dengan Facebook namun menjadi berbeda saat membalas komentar karena di Twitter lebih simple cara membalas setiap komentar yang masuk.
  2. Kalau di Facebook karena pertemanan sistemnya sejajar maka update status cenderung dua arah sama seperti di blog, sementara di Twitter tidak. Ini sekali lagi membuat kita lebih enjoy ngetweet (update status) daripada update di FB yang berharap status kita diberi komentar oleh orang lain atau diberi jempol. Ingat pengemis jempol dalam artikel saya sebelumnya.
  3. Tidak pernah ada perasaan malu atau tidak nyaman jika tweet kita di Twitter tidak dibalas (reply) follower karena di Twitter status lebih kepada pemberian informasi atau broadcast. Ini tentu berbeda dengan Facebook dan blog yang berharap ada respon atau feedback dari para pembaca.
  4. Twitter segmen pemakainya baru menyasar kepada kelas orang tertentu, belum kepada semua kalangan. Setidaknya ini di negara kita. Berbeda dengan Facebook yang menyentuh semua kalangan. Termasuk juga blog yang bisa diakses semua orang. Ini tentu saja lebih terfokus. Ini kelebihan yang pertama. Kelebihan Kedua, di Twitter kita bisa bebas memfollow siapapun sesuai interesting kita tanpa perlu ribet. Di Facebook tidak, harus melalui dinding approval orangnya, kecuali yang group atau fanpage yang bisa bebas.
  5. Twitter membuat orang seperti saya bebas mengeksplorasi apa saja yang ada di kepala saya tanpa Anda perasaan tidak enak dengan teman atau relasi yang sudah terkoneksi dengan saya di Facebook. Mungkin ini alasan personal saja buat saya, karena faktanya teman kantor saya sedikit yang ngetweet dan lebih banyak yang main di Facebook apalagi ngeblog jadi ini membuat saya bebas.
  6. Di Twitter pencarian informasi sangat mudah dan cepat. Anda bisa mencari berdasarkan hastag atau ketik kata kunci lewat kotak pencarian di Twitter. Dan karena mayoritas tweet orang bersifat terbuka jadi hampir setiap topik bisa disearching di Twitter mirip dengan pencarian informasi lewat search engine dan bisa update secara realtime tiap detik dan menit terus bertambah kalau yang kita searching adalah topik hangat. Dan kelebihannya yang lain, lebih natural dan dari usernya langsung. Coba bandingkan dengan pencarian informasi yang didapat di blog, seringkali penuh rekayasa dan jebakan SEO.
  7. Di Twitter kita jadi tahu topik apa yang lagi "in" atau hangat dan menjadi trending topic, dibicarakan banyak orang di seluruh dunia tanpa harus tersekat dengan menjadi teman lebih dulu atau tidak seperti halnya di Facebook yang sistem informasinya tertutup. Termasuk jika dibandingkan dengan penyajian informasi lewat blog yang cenderung telat bahasannya. Baca "Basi".

Tidak ada gading yang tak retak! Itu peribahasa yang mungkin bisa menggambarkan situasi ini. Meski di artikel ini saya banyak menyebut kelebihan Twitter tapi yang namanya kekurangan juga selalu ada. Salah satu kekurangan terbesar Twitter adalah adanya pembatasan update status hanya maksimal 140 karakter. Ini tentu saja membatasi kebebasan kita berekspresi dalam menyampaikan sebuah pemikiran yang biasanya harus disampaikan secara panjang, dengan kalimat runtut dan penuh data untuk membangun argumentasi. Sulit untuk membangun argumentasi yang bisa dicerna oleh semua orang hanya dengan karakter sebanyak itu.

Barangkali ada yang iseng bertanya: Aneh? Bukankah tulisan ini aneh memuji-muji kelebihan Twitter, merendahkan blog, salah satunya, tetapi mengapa saya justru menuliskan artikel ini di media blog? Kenapa tidak lewat “Kultwit” (kuliah twitter) saja? HaHaHa....Bukankah ini kontra produktif? Jawab saya "Tidak". Saya sampai saat ini masih menggunakan ketiga-tiganya, kok. Karena ketiganya menurut pendapat saya saling melengkapi kalau disinergikan. Kekurangan yang satu bisa ditutup dengan kelebihan yang lainnya. Dan begitupun sebaliknya.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

WELCOME AND THANK YOU FOR INVITE IN HENDSITE